Selasa, 21 Agustus 2012

Jupiter Z '09 : FOKUS PENGAPIAN, AKSELERASI NGACIR


Banyak tim yang berbasis privateer, tetapi tertata manajemennya. Tak hanya aktif di lintasan, tetapi juga gape mengorek kuda besi, termasuk tim Andy Speed Mad Racing Destroyer yang punya base camp di YKP Pandugo II/L-21, Surabaya. Selain aktif turun di seeded, tim ini juga aktif menurunkan gacoan di kelas MP3. Dan bagaimana persiapan Cak Mad ketika mengikuti pesat nya perkembangan tekhnologi 4 tak yang semakin singkat.
“Taruhannya tak ada lagi, terkecuali harus bermain serba jeli dan extreme, itu ketika saya memakai barometer tim papan atas," wejang Cak Mad. Ramuan korekan MP3 kali ini dimulai pada part doping pengapian yang menjadi salah satu point penunjang pertarungan racer pemula yang bermain di MP3.

Alasannya jelas, doping pengapian menentukan karakter racer. Racer yang demen full throttle makin mantap kalau disuport pengapian bergaya DC Totalos. Itu juga berdasar pada karakter pemula Rendy Yusri pembalap nya.


Cara ini diterapkan untuk mendongkrak gasingan bawah lebih drastis saat keluar tikungan usai menusuk chamber atau U-Turn. Peluang mengovertake nya ada disini. “Sip nya lagi pengapian DC, muntahan arus listrik sejak rpm rendah sudah besar debit nya, sebab langsung tersuplai oleh aki, ”kata Cak Mad.


Tapi untuk rotor magnet tetap saya aplikasi standar nya tapi bubutan hingga tersisa 450 gram. “Sedang fly wheel

di sisi luar gigi primer saya pakai ringan 250 gram, dengan desain diameter kecil tapi tebal, untuk menunjang gasingan bawah agar lebih liar, ”tutur Cak Mad.

Sebagai program pengapiannya, cak Mad percayakan pada CDI Rextor jenis Pro Drag, yang optimal menghasilkan kurva lebih rapat di gasingan bawah. Jadi klop dengan kemampuan Rendy Yusri sang racer yang demen full throttle di gasingan bawah.


“Kalau koil disuport milik YZ-125, tapi belinya pas usai gelaran motocross jadi langsung lepas dari SE, ”sengit Andy manajer nya dengan maksud menghindari barang KW. Mengapa program pengapian wajib diperingan di gasingan bawah ?


“Wajar, sebab Jupiter-Z tipikal nya long stroke,”singkat Cak Mad. Sektor penyempurnaan pengapian diteruskan dengan mengatur posisi fulser, dari standar nya digeser maju 1,5 derajat mendekati TMA searah jarum jam.

“Tapi, bawaan motor tak bisa diperas hingga menyentuh peak power, sebab rawan ngelitik, ”tutur Cak Mad.
Sebab, untuk saat ini perbandingan kompresi masih bermain tinggi di 13,6 : 1 dan wajib pakai avgas.

Beralih ke sektor silinder cop, hasil evaluasi pemakaian diameter katup sekarang lebih menurun menjadi 26 mm (in) dan 21,5 mm (ex). Tapi durasi noken berubah jadi naik hingga 278 derajat (in) dan 275 derajat (ex), melayani suplai gas segar yang dihasilkan Mikuni 24 mm Sudco. Dan pencapaian lifter katup dihasilkan hingga 8,9 mm dan dikawal pegas katup Jepang model single.


"Dan hasil uji coba, dalam pemakaian even masih belum ada penurunan tingkat kekenyalan pegas,” kata Andy manajernya. Sedang, kapasitas mesinnya ditopang piston Izumi berdiameter 54,5 mm. Dan transfer power mesinnya,


Cak Mad juga fokus pada gasingan bawah. Lewat pemakaian gigi 1(37-13),  disempurnakan perbandingan final

gear 13-43 untuk lintasan berkarakter stop and go. Sedang gigi 2 (34-16), masih dimanfaatkan untuk mendongkrak gasingan bawah, dengan power band lebih pendek. “Kalau gigi 3 standar dan gigi 4(23-20), dimanfaatkan untuk menggiring peak power agar lebih cepat nongol untuk memaksimalkan transfer kecepatan di top speed, ” pasti Cak Mad. | pid
 Jupiter Z '09 : FOKUS PENGAPIAN, AKSELERASI NGACIR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar